Provided by website hit counters website. |
♥
reading
writing
ear-friendly songs
pop art
photography
adobe photoshop cs3
Grey's Anatomy
McSteamy :)
John O'Callaghan :)
novels by J.K Rowling, Judy Blume, Melissa de la Cruz & Sitta Karina
Aku benar-benar tidak tahu kekuatan macam apa yang bisa membuatku mengangguk setuju ketika kau memaksaku untuk menyetir ke Puncak di larut malam. “Tapi
“Irene, Perseids muncul setahun sekali. It’s not like its Haley’s comet or anything!”
“Oh, ayolah! Kita masih muda, we should learn to jump at the first chance we get!” Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu. Tapi yang jelas aku sudah di balik setir mobil dan masuk tol Jagorawi kearah Puncak. Lagu Chicago sari Sufjan Stevens mengalun dari radio mobilku.
Lampu baca kau nyalakan, agar kau bisa melahap fakta-fakta astronomi yang memang ingin kau dalami itu. Aku tersenyum mengingat pernyataanmu yang ingin melihat segala fenomena astronomi sebanyak mungkin, mulai dari aurora borealis sampai komet Halley – yang diperkirakan baru akan muncul pada tahun 2061. Aku tidak terlalu mengerti mengapa aku sampai tersenyum sendiri mengingat hal itu, mungkin karena kau selalu bersinar lebih terang jika kau membicarakan tentang ketertarikanmu pada ilmu astronomi – satu hal yang, menurut pengalamanku, jarang kutemui pada seorang wanita.
Tak lama setelah itu, jalanan yang lenggang membawa kami ke sebuah pelataran di dekat
Aku tidak tahu kekuatan apa yang kau miliki, wahai Dewi, tapi aku tahu kekuatanmu mampu membuatku bersedia melakukan apa saja asal itu adalah untukmu dan bersamamu. Aku bersedia melakukan apa saja asal itu berarti aku bisa ditemani oleh ukiran senyum indahmu.
“Sebentar lagi.” Ujarmu sambil mengecek jam tanganmu. Hujan meteor Perseids itu diperkirakan akan muncul pukul satu pagi, atau paling tidak itu yang aku dengar dari orang-orang. Sekarang sudah pukul satu kurang sepuluh. Disekitar kami, semua pasang mata menatap tajam ke langit hitam yang dibanjiri bintang-bintang dan disinari oleh cahaya rembulan.
Aku tidak tahu menahu tentang astronomi sedikit pun, tapi apa yang baru saja aku lihat adalah salah satu fenomena semesta terindah yang pernah aku saksikan. Langit yang tidak berawan itu tidak hanya dibanjiri bintang, namun tiba-tiba dihiasi oleh sekelebat sinar yang berjatuhan. Bagaikan hujan, memang, tapi kali ini bukan air yang melintasi langit, tapi sinar-sinar mengkilap yang menghiasi langit. Aku mengerti sekarang kenapa kamu bersikeras mengajakku kesini.
“Jangan lupa, make a wish, Ngga.” Bisikku pelan ke telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata yang meluncur dari mulutmu.
Malam ini sepertinya lebih dari apa yang bisa aku utarakan kepada meteor-meteor itu. Aku tidak perlu mengajukan pinta apa-apa kepadanya karena aku sudah mendapatkannya dari sejak pertama kali aku mengenal dirimu. Hari-hariku dipenuhi dengan keindahan yang tak tertandingi semenjak kau muncul dalam hidupku. Setiap hari matahari bersinar cerah dimana kau berada, walau langit mendung sekalipun dan petir menyambar penuh amarah. Setiap malamku dihiasi oleh bintang-bintang dan fenomena astronomi lainnya, walau malam itu para bintang enggan menunjukkan wujudnya. Setiap jam bagiku adalah pukul 11:11, karena tak ada waktu dimana aku tidak mengharapkan kehadiranmu.
Semua itu tak perlu kuutarakan kepada para bintang, karena aku yakin mereka sudah tahu. Aku yakin semua itu karena para bintang jatuh itu tahu mereka telah mengirimkan kaumnya yang paling bersinar kepadaku. Karena engkau, adalah hujan meteorku, bintang jatuhku, sinar auroraku, segalaku. Engkau adalah seluruh fenomena astronomi dan lebih dari itu.
Dalam hati, aku tetap membuat suatu permintaan kepada meteor-meteor itu. Berikanlah aku keberanian untuk menyatakan apa yang seharusnya kunyatakan selama ini.
Aku pun memberanikan diriku untuk menggenggam erat tanganmu dan menatap dalam matamu yang indah itu. Kuutarakan segala yang baru saja terlintas dipikiranku. Bahwa engkau adalah hujan meteorku, bintang jatuhku, sinar auroraku, segalaku. Akan kuulang sampai kau bosan. Karena fakta itu tidak akan pernah luntur.
Kau adalah hujan meteorku.
Bintang jatuhku.
Sinar auroraku.
Segalaku.
Kau ulangi kata-kata itu dari bibir manismu.
Hujan meteorku.
Bintang jatuhku.
Sinar auroraku.
Segalaku.
Bumi berhenti berputar untukku dan untukmu sejenak. Yang ada hanyalah aku, kamu dan hujan meteor Perseids yang menjadi saksi bersatunya dua insan yang adalah aku dan kamu.
Labels: The Creative Side :)